Seni dan Budaya Gerakan Nasional Revolusi Mental

  • 8 tahun yang lalu
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR – Suasana Lapangan Monumen Bajra Sandi Denpasar, Sabtu (12/12/2015) malam, terlihat beda dari biasanya.

Sorotan lighting, alunan gamelan Bali, alunan music band terdengar.

Ratusan warga berkumpul dan menikmati penampilan tari tradisional Bali seperti tari Sekar Jagat, penampilan Lolot band, Bondres, penampilan penyanyi Oppie Andaresta, penampilan wayang juga turut ditampilkan.

Mereka semua tampil pada acara Gelar Seni dan Budaya Gerakan Nasional Revolusi Mental, yang diadakan oleh Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini.

“Jadi sosialisasi melalui gelar budaya ini kita ingin mentransformasikan nilai-nilai yang terkandung didalam ayo berubah revolusi mental itu," aswan Yunaz, Deputi Koordinasi Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yang mewakili Menteri Puan
Maharani.

"Pertama ingin merubah pola pikir dan pola sikap, nanti kedepannya perilaku-perilaku yang negatif berubah menjadi positif,” katanya.

Misalnya revolusi mental yang paling sederhana yakni membuang sampah pada tempatnya, budaya antri, budaya bersih dibangun dari mulai
sekarang. Selain itu, semangat kerja, semangat berjuang dan semangat gotong royong kita sosialisasikan untuk ditingkatkan terus.

"Bekerjasama untuk membangun satu kemajuan seperti tari Bali yang kita kerjakan bersama-sama dari masyarakat, pemerintah daerah, pemerintah pusat akhirnya diakui oleh Dunia melalui UNESCO menjadi Warisan Budaya
tak benda,” ujarnya.

Setelah diakuinya tiga golongan tari tradisi bali oleh UNESCO, yang akan dilakukan oleh UNESCO kedepan terhadap Indonesia dan Bali pada khususnya melakukan supervisi agar pelestariannya berjalan terus.

Kemudian menjaga nilai-nilai yang terkandung didalam seni itu UNESCO ikut bertanggungjawab.

Aswan menambahkan, nanti jika nilai-nilai yang ada didalam tari tersebut melenceng, UNESCO akan menegur kita. Kami (pemerintah)
sepakat akan membuat kebijakan, sehingga kebijakan itu nanti akan mengawal dan memastikan proses tari bali itu tetap lestari.

“Selain itu semua, tentu juga ada promosi. Jika sudah diakui oleh UNESCO, tentu UNESCO akan mempromosikan tari tradisi Bali keseluruh
dunia. Bahwa tari bali sesuatu karya adi luhung bangsa Indonesia yang dari dulu sampai sekarang masih tetap lestari,” ujar Haswan kepada
Tribun Bali.

Disela penampilan Lolot band, mereka pun mengajak warga Bali untuk melakukan revolusi mental.

"Yuk kedepan bro ke sini untuk berubah revolusi mental. Mari kita ngaca dulu sebelum meminta orang lain
merubah diri," ujar satu di antara personel Lolot Band.

Sementara, penyanyi berdarah Minangkabau, Oppie Andaresta menyanyikan beberapa lagu seperti salam tiga jari yang berisikan berbeda-beda pilihan saat pemilu dan pilkada namun tetap satu Indonesia.

Gelar Seni dan Budaya Gerakan Nasional Revolusi Mental berlangsung dua hari, dimana hari ini (Minggu) pagi dimulai pukul 07.00 Wita yang
diisi berbagai kegiatan, seperti senam, tradisional games, pameran.(*)

Dianjurkan