Alas Roban, Area yang Terletak di Jalur Lingkar Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Alas Roban terletak di jalur lingkar Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Sekilas, jalanan Alas Roban tidak berbeda dengan jalan-jalan lain di tengah hutan Indonesia.

Jalan ini dibangun pada era pemerintahan Herman Willem Daendels, seorang Gubernur Jendral Hindia Belanda ke-36 yang memerintah antara tahun 1808-1811.

Jalan yang awalnya bernama De Grote Postweg yang berarti Jalan Raya Pos ini dibangun untuk tujuan pembangunan infrastruktur sebagai dampak dari pertumbuhan penduduk.

Sejarah

Roban berasal dari kata ‘rob’ yang berarti air naik.

Kampung Roban berada di Kecamatan Subah, Batang, Jawa Tengah.

Suasana tempat ini hingga sekarang masih saja diselimuti hawa mistik yang kental.

Dulu, Alas Roban dikenal sebagai tempatnya para siluman, lelembut dan garong (perampok).

Kawasan ini dimulai dari perbatasan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Batang hingga Kota Pekalongan.

Pada zaman Pemerintahan Sultan Agung Mataram Islam sekitar tahun 1620, terjadi penolakan paham antara VOC dan Mataram yang sebelumnya menjalin diplomasi dalam kawasan dan penyediaan persenjataan.

Sultan Agung bermaksud menggempur VOC yang berada di Batavia.

Pasukan yang terlibat dalam penyerangan berasal dari berbagai tempat di Jawa.

Untuk dapat mendukung persediaan logistik maka dibangun pos-pos pendukung di berbagai tempat yang salah satunya berada di Alas Roban.

Sultan Agung lalu mengutus Ki Bahurekso untuk membuka Alas Roban.

Pembukaan konon dimulai dari Kecamatan Subah ke arah barat.

Pada saat berada di Kali Lojahan (Kramat), Bahurekso berencana membuat bendungan.

Namun di tempat yang akan di bangun bendungan tersebut terdapat kayu besar yang melintang di sungai.

Ki Bahurekso kemudian bertapa pada malam Jumat Kliwon untuk mendapatkan bantuan kekuatan.

Setelah Ki Bahurekso bertapa, kayu besar yang semula melintang dapat diangkat dan dihancurkan.

Peristiwa ini disebut ngembat watang (mengangkat kayu) yang kemudian dijadikan nama Batang.

Peristiwa bertapanya Ki Bahurekso kemudian diperingati dengan acara kliwonan yang dilaksanakan setiap Jumat Kliwon di Alun-Alun Kota Batang.

Pos yang dibangun diperkirakan berada di daerah Balekambang, Gringsing.

Di sini terdapat pesanggrahan yang diyakini peninggalan Sultan Mataram.

Ditambah dengan adanya patung ular yang mirip dengan Hardowaliko yang dipamerkan di Keraton Mataram Jogjakarta namun tanpa mahkota.

Balekambang adalah sebuah bangunan di atas sumber mata air yang muncul dari tanah.

Di sekitarnya terdapat rawa yang kini berubah menjadi persawahan.

Balekambang kemudian dijadikan sumber irigasi.

Alas Roban dulunya digunakan sebagai tempat pembuangan mayat sekitar tahun 1808-1811 (korban pembangunan De Grote Postweg) dan korban petrus masa orde baru tahun 1980-an.

Pembangunan jalan Alas Roban berdampak pada kerusakan hutan di Jawa khususnya wilayah utara dan menelan banyak korban jiwa.

Tercatat ribuan orang pribumi menjadi korban pada saat itu.

Pada masa orde baru, Alas Roban pernah dijadikan sebagai tempat pembuangan mayat korban dari sebuah operasi rahasia yang dikenal dengan petrus atau penembak misterius.

Hal ini didasari dari banyaknya saksi hidup yang mengatakan bahwa hampir sebagian besar para korban petrus saat itu di buang di area Alas Roban.

Jalur tengah (jalur lama) Alas Roban dibangun oleh Belanda, tak jauh dari jalur lama itu terdapat Goa Jepang yang dibangun sekitar tahun 1942.

Di Batang ditemukan dua Goa Jepang yaitu di Alas Roban dan Pantai Roban.

Goa Jepang di Alas Roban memiliki 13 mulut goa buatan dan satu goa alami.

Satu goa berkedalaman sekitar 30 meter sementara 12 lainnya berkedalaman antara 5-20 meter yang letaknya berjajar di dekat sungai kecil.

Sementara satu goa alami terletak di atas bukit.

Untuk goa buatan yang berkedalaman 30 meter, konon dapat menampung delapan tank.

Sungai kecil yang ada di dekat goa ternyata merupakan bekas jalur tank yang menghubungkan jalur lama dengan jalur lingkar yang baru.

Goa Pantai Roban dibangun sekitar 1942 dan digunakan hingga tahun 1948 oleh Jepang.

Goa Pantai Roban ini terletak di dekat Kali Ngodek yang sempat dijadikan pelabuhan Jepang saat memperebutkan Indonesia dari Belanda.

Goa tersebut dijadikan persembunyian Jepang dari tentara sekutu selama berada di Indonesia.

Dianjurkan