Garuda Indonesia, Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia yang Melayani 83 Destinasi di Seluruh Duni

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Garuda Indonesia atau PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia.

Maskapai pembawa bendera Bangsa itu saat ini melayani 83 destinasi di seluruh dunia dan berbagai lokasi eksotis di Indonesia.

Dengan jumlah penerbangan lebih dari 600 penerbangan per hari dan jumlah armada 196 pesawat di Januari 2017, Garuda Indonesia memberikan pelayanan terbaik melalui konsep 'Garuda Indonesia Experience' yang mengedepankan keramahtamahan dan kekayaan budaya Indonesia.

Garuda Indonesia terus melaksanakan program transformasi secara berkelanjutan.

Hasilnya, kini Garuda Indonesia merupakan maskapai bintang lima, dengan berbagai pengakuan dan apresiasi berskala internasional, diantaranya pencapaian ‘The World’s Best Cabin Crew' selama empat tahun berturut-turut, dari tahun 2014 hingga 2017; 'The World's Most Loved Airline 2016' dan 'The World’s Best Economy Class 2013' dari Skytrax, lembaga pemeringkat penerbangan independen berbasis di London.

Penerbangan sipil Indonesia tercipta pertama kali atas inisatif Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dengan menyewakan pesawat yang dinamai 'Indonesian Airways' kepada pemerintah Burma pada 26 Januari 1949.

Peran 'Indonesian Airways' pun berakhir setelah disepakatinya Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949.

Seluruh awak dan pesawatnya pun baru bisa kembali ke Indonesia pada 1950.

Setibanya di Indonesia, semua pesawat dan fungsinya dikembalikan kepada AURI ke dalam formasi Dinas Angkutan Udara Militer.

Dengan ditandatanganinya perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949 maka Belanda wajib menyerahkan seluruh kekayaan pemerintah Hindia Belanda kepada pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) termasuk maskapai KLM-IIB (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij- Inter-Insulair Bedrijf).

KLM-IIB merupakan anak perusahaan KLM setelah mengambil alih maskapai swasta K.N.I.L.M (Koninklijke Nederlandshindische Luchtvaart Maatschappij) yang sudah eksis sejak 1928 di area Hindia Belanda.

Pada 21 Desember 1949 dilaksanakan perundingan lanjutan dari hasil KMB antara pemerintah Indonesia dengan maskapai KLM mengenai berdirinya sebuah maskapai nasional.

Presiden Soekarno memilih dan memutuskan 'Garuda Indonesian Airways' (GIA) sebagai nama maskapai ini.

Dalam mempersiapkan kemampuan staf udara Indonesia, maka KLM bersedia menempatkan sementara stafnya untuk tetap bertugas sekaligus melatih para staf udara Indonesia.

Karena itulah pada masa peralihan ini Direktur Utama pertama GIA merupakan orang Belanda, Dr. E. Konijneburg.

Armada pertama GIA pertama pun merupakan peninggalan KLM-IIB dan bukan armada 'Indonesian Airways' milik AURI.

Sehari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia (RI) oleh Belanda, yaitu tanggal 28 Desember 1949, dua buah pesawat Dakota (DC-3) berangkat dari bandar udara Kemayoran, Jakarta menuju Yogyakarta.

Soekarno dibawa kembali ke Jakarta yang sekaligus menandai perpindahan kembali Ibukota RI ke Jakarta.

Sejak saat itulah GIA terus berkembang hingga dikenal sekarang sebagai Garuda Indonesia.

Dianjurkan