Hari Raya Galungan, Perayaan yang Dilakukan Sebagai Hari Menangnya Kebaikan atas Keburukan Dharma ke

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hari Raya Galungan merupakan hari raya besar umat Hindu di Bali.

Perayaan tersebut dilakukan sebagai hari menangnya kebaikan atas keburukan (Dharma kelawan Adharma).

Hari Raya Galungan datang setiap enam bulan sekali dalam hitungan kalender Bali.

Penanggalan kalender Bali setiap bulannya terdiri dari 35 hari.

Hari Galungan akan datang setiap 210 hari sekali, tepatnya pada Rabu (Budha) Kliwon Wuku Dungulan.

Hari Raya Galungan pertama pertama kali dirayakan di Bali pada hari purnama Kapat tepat Budha Kliwon Dungulan, tanggal 15, tahun saka 804 atau 882 Masehi.

Sejarah

Latar belakang perayaan Galungan didasari kisah pada abad ke-8 masehi.

Pada saat itu, Bali dipimpin oleh seoranng raja dari Kerajaan Bedahulu, Gianyar, yang sakti dan merupakan keturunan raksasa.

Raja tersebut bernama Raja Mayadenawa.

Mayadenawa memimpin dengan lalim dan kejam.

Raja Mayadenawa menganggap dirinya tidak terkalahkan sehinga rakyat harus menyembahnya layaknya Dewa.

Kesaktian Raja Mayadenawa didapat dari ketekunan imannya untuk memohon pada Dewa Siwa agar diberi kekuatan dapat merubah wujud.

Kekuatan merubah wujud dan kesombongan Raja Mayadenawa berhasil membuatnya menjadi seorang penguasa wilayah Bali dan memperluas kekuasaannya ke Lombok Sumbawa, Bugis, hingga Blambangan.

Selama pemerintahan raja tersebut, rakyat tidak makmur.

Rakyat juga dilarang untuk menyembah Dewa dan menghancurkan pura.

Rakyat hanya diam dan tidak berani melawan karena kesaktian sang raja.

Gagal panen dan kelaparan juga terjadi di mana-mana.

Kemudian ada seorang pendeta bernama Sangkul Putih atau Mpu Sangkul Putih yang juga merupakan Pemangku Agung di Pura Besakih.

Sangkul Putih iba melihat keadaan rakyat yang seperti itu.

Sangkul Putih akhirnya melakukan meditasi di Pura Besakih untuk memohon petunjuk dari para Dewa.

Dalam pertapaannya, Sangkul Putih mendapatkan wahyu untuk datang ke Jambu Dwipa (India) untuk meminta bantuan.

Setelah pergi ke Jambu Dwipa, Sangkul Putih mendapat bantuan dari sana dan juga dari Kahyangan yang dipimpin oleh Dewa Indra.

Mereka kemudian berniat untuk memerangi Raja Mayadenawa.

Mayadenawa yang mengetahui rencana tersebut segera mempersiapkan pasukannya sehingga terjadi perang besar yang menyebabkan kedua pihak menuai banyak korban.

Perang akhirnya dimenangkan oleh Sangkul Putih beserta pasukannya.

Raja Mayadenawa yang memiliki kekuatan untuk mengubah wujud kemudian menyusup pasukan Dewa Indra dan menuangkan racun pada sumber air.

Kemudian pasukan yang meminum dari sumber air tersebut keracunan.

Mengetahui hal tersebut Dewa Indra membuat sumber air baru yang mampu mengobati pasukannya.

Setelah para pasukan pulih, mereka mengejar Mayadenawa yang bersembunyi di sebuah gua.

Gua tersebut diberi nama Goa Mayadenawa.

Mayadenawa selalu berubah-ubah wujud agar dapat mengelabui Dewa Indra.

Pada akhirnya Dewa Indra dengan kesaktiannya dapat menemukan dan membunuh Mayadenawa.

Kemudian hari kemenangan tersebut diperingati sebagai Hari Raya Galungan, yang bermakna kemenangan Dharma (kebaikan) terhadap Adharma (keburukan).

Makna

Kata Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti bertarung atau menang.

Galungan juga berasal dari Dungulan yang memiliki arti menang.

Dalam kalender Bali, wuku kesebelas disebut Dungulan sedangkan di Jawa disebut wuku Galungan.

Walaupun berbeda nama namun maknanya tetap sama yaitu kemenangan.

Perayaan Hari Raya Galungan melambangkan hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).

Galungan bermakna bahwa segala niat dan usaha baik akan selalu menang dibandingkan niat dan usaha buruk.

Selain itu galungan juga dimaknai sebagai tangga menuju kehidupan yang lebih bersih.

Sedangkan penjor, hiasan bambu yang digunakan saat Hari Raya Galungan sebagai bentuk rasa syukur atas rahmat yang diberikan Tuhan.

Bentuk lengkungan penjor melambangkan gunung yang menyimpan berbagai sumber daya alam yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Dianjurkan