Berlari Kurangi Risiko Kematian Dini

  • 2 years ago
TEMPO.CO - Hampir semua orang mengetahui manfaat olahraga bagi tubuh dan kesehatan. Hanya, selalu saja ada alasan untuk menunda-nunda berolahraga. Padahal penelitian terbaru menunjukkan bahwa olahraga, khususnya lari, dapat menurunkan risiko kematian dini.

“Banyak manfaat dari berlari, bahkan meski hanya dilakukan seminggu sekali. Namun porsi yang berlebihan tak menjamin dapat menekan risiko kematian dini lebih banyak lagi,” demikian para peneliti menulis dalam jurnal daring British Journal of Sports Medicine, pekan lalu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan 3,2 juta kematian setiap tahun terjadi akibat orang malas melakukan aktivitas fisik. Hanya, belum jelas seberapa besar dampak berlari untuk mencegah risiko kematian dini itu, terutama akibat penyakit jantung dan kanker.
Karena itu, para peneliti meninjau penelitian yang telah diterbitkan, presentasi konferensi, dan tesis doktoral dalam berbagai database akademik. Mereka mencari hubungan antara berlari dan risiko kematian dini akibat penyakit jantung maupun kanker.

Hasilnya, mereka menemukan 14 studi yang sesuai. Studi tersebut melibatkan 232.149 orang, yang kesehatannya dipantau selama 5,5 hingga 35 tahun. Namun, selama waktu penelitian berlangsung, 25.951 peserta di antaranya meninggal dunia.

Meski begitu, para peneliti menemukan hubungan antara frekuensi lari dan penurunan risiko kematian sebesar 27 persen, baik pada pria maupun wanita. Selain itu, ditemukan penurunan sekitar 30 persen risiko kematian akibat penyakit jantung dan 23 persen akibat kanker.
Manfaat signifikan lainnya juga terlihat pada mereka yang gemar berjalan kaki seminggu sekali atau kurang dengan durasi lebih-kurang 50 menit dan kecepatan di bawah 8 kilometer per jam.

Penulis pertama penelitian ini, Jeljko Pedišić dari Universitas Victoria di Australia, mengatakan berlari baik untuk menjaga kesehatan dan banyak manfaat lain yang didapat meski hanya dilakukan seminggu sekali. Berjalan 50 menit seminggu pun sama menyehatkan.

"Tapi bukan berarti mereka yang melakukan lebih dari sekali seminggu tak mendapatkan manfaat yang sama. Manfaatnya tak jauh berbeda, hanya bukan berarti semakin sering berlari berarti risiko kematian dini juga semakin kecil,” kata Pedišić.

Pedoman National Health Service (NHS) pun merekomendasikan 75 menit aktivitas fisik dalam sepekan untuk orang dewasa atau 150 menit aktivitas moderat. Namun Pedišić mengatakan penelitian ini menunjukkan sedikit waktu untuk berlari dapat menghasilkan manfaat yang sama, terutama menghadapi risiko kematian dini.

Sebab, sejumlah faktor diperhitungkan ketika menganalisis hubungan berlari dengan penurunan risiko kematian dini, termasuk usia, jenis kelamin, status kesehatan, kelebihan berat badan atau obesitas, dan gaya hidup. “Temuan ini masih harus mempertimbangkan faktor-faktor lain sampai taraf tertentu," kata Pedišić.

Kekuarangan lain studi ini termasuk jumlah lari yang dilaporkan sendiri dan kebiasaan lari yang hanya dilakukan pada waktu tertentu. Sementara itu, tidak semua penelitian sebelumnya mempertimbangkan jenis latihan lain yang mungkin dilakukan oleh peserta, seperti renang.
Charlie Foster dari Universitas Bristol, ketua komite ahli kepala medis di Inggris untuk aktivitas fisik, menyarankan agar kita melakukan aktivitas fisik yang paling kita sukai dan lakukan terus. “Jika Anda tak suka berlari, berjalanlah sebanyak yang Anda bisa,” ujar dia.

Subscribe: https://www.youtube.com/c/tempovideochannel

Official Website: http://www.tempo.co
Official Video Channel on Website: http://video.tempo.co
Facebook: https://www.facebook.com/TempoMedia
Instagram:https://www.instagram.com/tempodotco/
Twitter: https://twitter.com/tempodotco
Google Plus: https://plus.google.com/+TempoVideoChannel